BRE bersiul-siul memacu motornya santai
membelah jalanan kota di malam hari. Ketika melewati alun-alun kota, Bre
melihat kerumunan banyak orang di sepanjang jalan yang mengelilingi alun-alun
tersebut. Sangat ramai, ternyata di tempat itu sedang berlangsung festival musik.
Dandanan para pengunjung sangat beragam. Dari yang bergaya punk, metal, reggae,
dan grunge bersatu di area event. Mereka terlihat rukun-rukun saja tanpa ada
gesekan meski aliran musik mereka berbeda. Berbaur menjadi satu dan saling
menaruh rasa hormat terhadap sesama pecinta musik. Saluuttt!!!
Di tengah-tengah lapangan itu berdiri stage yang
kokoh dengan permainan lighting yang
menawan. Laser warna-warni itu menghiasi langit malam. Suara vokalis dari grup
band yang sedang perform terdengar garang. Naluri rocker yang dimiliki
Brian Kusuma Wardhana pun menggelegak sehingga Bre pun memutuskan untuk ikut
melihat pertunjukan musik yang diselenggarakan oleh salah satu provider
telekomunikasi terbesar di Indonesia. Bre merasa beruntung dengan penampilanya
sewaktu berkunjung ke rumah Keysha, sehingga sekarang ketika dia mau ikutan
join di pesta musik itu Bre tampak percaya diri.
“Waah ga jadi belajar untuk pendalaman materi neeh.
Dasar godaaan, kok ada-ada aja. Siaall!!” gumam Bre sambil mencari tempat
parkir buat motor tunggangannya.
Bre memarkirkan motornya di dekat sebuah mobil sedan
gaul warna hitam solid. Dia terpesona dengan keindahan mobil itu yang ga
mungkin bisa ia beli seperti ketika Bre terpesona melihat mobil mewah Papanya
Keysha sewaktu makan di warung steak beberapa waktu yang lalu.
“Gila cingg!! Keren banget mobilnya. Ceper. Apaan
siih merk-nya kok jarang yaa gue ngelihat mobil yang kaya gini?” gumam katrok
Bre sambil mengamati mobil yang catnya begitu kinclong itu.
“Ooohh sedan Audi. Wuih ada sunroof-nya juga. Weew, muffler-nya
Yoshimura jackk!! Berapa jeti tuuh muffler harganya, pasti pemiliknya tajir
daah...,” gumam Bre nyerocos dan kemudian segera beranjak menuju stage
panggung.
Akhirnya Bre mendapatkan venue yang bagus untuk
melihat segala sesuatunya di atas panggung. Bre berdiri tepat di depan panggung
dimana dia bisa melihat dengan jelas penampilan para kontestan pesta musik itu.
“Gimana penampilan para peserta tadi?? Keren
gaa???!” teriak host event musik
dengan lantang. Cewek cakep dengan balutan t-shirt ketat bertuliskan provider
penyelenggara event.
“KEREENNNN!!!!!” sahut para penikmat musik tak kalah
lantang.
“Mau lagi ga??!!”
“MAUUU!! LANJUT!! LANJUUTT!!”
“WE WANT MOREE!! WE WANT MOREE!!! WE WANT
MOREEEE!!!”
Teriak para penonton kompak. Karena pesta musik ini
bener-bener keren banget. Pengunjungnya antusias, penontonnya juga luar biasa.
Dan yang paling penting semuanya berjalan tertib tanpa ada huru-hara seperti
yang biasanya terjadi di arena konser musik. Everybody say peace!!!
“Oke!! Oke!!! Setelah beberapa penampilan dari para
kontestan tadi, sekarang saatnya Kuis dulu sebelum band Navicula, Cupumanik,
Burgerkill, dan Besok Bubar beraksi!! Setuju nggaa??!!!
“SETUJUUUU!!!” sorak penonton.
“Kuisnya gini, siapa diantara kalian semua para Musik
Freak yang ada di sini, yang bisa menyanyikan lagunya NIRVANA yang berjudul
ANEURYSM!!” teriak host acara masih
dengan suara lantang. Gerakan bahasa tubuhnya tampak luwes di depan khalayak
ramai seperti saat ini.
“Ayoo siapa yang bisaa!!!”
“DANGDUUT!! DANGDUUT!!!” teriak beberapa penonton
yang berdiri di samping Bre.
“Waah, penyuka dangdut juga hadir neeh ternyata...,”
gumam Bre yang tengah asyik memantau host itu sambil tergelak karena melihat
penampilan para dangduters yang tampil norak tapi pe-de. Saluutt
jackk!!!
“Ayoo!! Mana neeh yang mampu ngebawain lagu Aneurysm-nya
Nirvana??? Kalo ada silahkan tunjuk jariii!!! Karena akan ada hadiah dari
kantung pribadi Manager Area Provider penyelenggara event musik ini. Hadiahnya
keren dan ga tanggung-tanggung!! Galaxy Tablet terbaru!! Ayoo!! Ada ga yang
berani ke atas panggung???!! Ekspresikan aksimu!!!” cerocos host yang mungkin dibayar mahal oleh
panitia penyelenggara event musik ini.
“Nirvana, Aneurysm??” gumam Bre sambil berusaha
mengingat lirik lagu tersebut. Salah satu lagu yang membikin Bre sangat
menggandrungi musik-musik keras ber-beat cepat. Bre terlihat menyenandungkan
lagu Aneurysm sambil memejamkan mata sambil mengingat-ingat lirik lagu
tersebut.
Tanpa tedeng aling-aling, Bre pun dengan mantap dan
gagah berani mengacungkan jari tangannya sebagai tanda bahwa dia mampu
membawakan lagu yang diminta secara khusus oleh Manager Area Provider terbesar
ditanah air itu. Dengan penampilan yang terbilang di atas rata-rata, sisi flamboyan
Bre pun muncul berkibar ketika maju ke atas panggung.
“Yaak!! Itu yang mengacungkan jari!! Sini..sini..mas!!
Maju sinii.. Awas hati-hati kabel!!” ucap pembawa acara masih dengan penuh
semangat. “Okee!! Sekarang kita telah punya peserta yang akan mencoba
menyanyikan lagu favorit dari Manager Area kita. Tepuk tangannya mannnnaaa??!!!!
pinta host kepada para penonton
bergaya menirukan salah satu iklan di televisi.
“PLOOKKK!! PLOKKK!!! PLOOOKKKKK!!!”
Terdengar suara yang riuh rendah dari para penonton
yang berjubel di area panggung. Mereka penasaran dengan suara Bre yang
mempunyai tongkrongan maut.
“Oke!! Okee!! Waah rambutnya keren neeh. Dreadlock
euy!! Namanya siapa, Mas?” tanya host
acara yang ternyata begitu cakep itu kepada Bre.
“Gilaa!! Ni cowok keren
bangeettt. Hmm...,” batin pembawa acara pesta musik itu dalam hati sambil
menatap dalam-dalam wajah ganteng di depannya yang dengan cepat dapat memikat
hatinya.
“Brian! Panggil saja Bre...,” jawab Bre dengan
sangat cool.
“Brian!! Oke Bree!! Sudah siaap menyanyikannya??”
“Siaap!” jawab Bre tak kalah bersemangat dengan
cewek cakep pembawa acara itu.
“Band pengiring siap?? Gooo!!”
Raungan musik mulai terdengar gahar. Gebukan drum
yang dinamis, dan cabikan bass melengkapi dan menggenapi sayatan gitar dari
band pengiring itu.
“OKE GUYS!! ANEURYSM untuk kalian semua. Enjoy it!!!” teriak Bre mulai beraksi
seraya menyapukan pandangan ke area stage.
Bre menangkap sosok cantik tinggi semampai yang
berdiri di belakang panggung dengan menyandarkan tubuhnya di pintu yang
menghubungkan area belakang dan depan panggung, sedang mengamati dirinya. Kedua
tangannya saling bersedekap dan telapak tangan yang satu membawa gadget canggih
yang selalu menemani disetiap aktivitasnya. Bahkan gadis yang tampak
berkulit putih itu menebarkan senyum ke arahnya dan mengacungkan jempol dari
jemarinya yang lentik untuk memberikan semangat kepada Brian. Dan Brian
Kusuma Wardhana pun mulai beraksi diatas panggung. On stage performance.
Suara serak cowok dengan paras ganteng itu mulai terdengar
semakin gahar setelah diledakkan melalui giant
speaker yang berada di sayap kanan dan sayap kiri stage. Lagu dengan irama
cadas yang menghentak itu langsung memacu deru adrenalin para penonton untuk
segera ber-headbang dan berjingkrak. Suasananya
begitu heboh. Bre dengan piawai langsung berhasil membius ribuan penonton yang
berjubel menyesaki venue tempat berlangsungnya acara pesta musik itu
berlangsung.
Tidak menggunakan chloroform, Bre membius para musik freakers itu melainkan membius
mereka dengan penguasaan panggung yang begitu sempurna. Pun demikian
komunikasi dengan para audiens berlangsung intens dan sangat mengasyikkan
ketika lagu baru memasuki intro ataupun sebelum coda. Hmm.. Bener-bener aduhai penampilan
dari sang Don Juan kampus yang terlihat begitu flamboyan di atas panggung
outdoor itu.
Di sela-sela penampilan Bre, sosok cewek cantik
dengan tinggi 172 cm yang terlihat semampai itu mengetikkan jemarinya yang
lentik di atas keypad handphone-nya. Sesekali
dihisapnya Esse menthol yang terselip di jemari telapak tangan yang satunya.
New Text Message
To: Telur^^Asin^^Lovely
Malem, Beibh lagi ngapain? Udah makan kan? Gimana Bali? Mmm.. Anyway, ada
cowok keren neeh Beibh dari penonton event musik yang sedang gue selenggara-in
sedang nyanyiin lagu fave gue, Aneurysm. Ganteng lagi. Gue godain aja kalee
yaa, kayaknya asyiik tuuh. Hihihihii...
Send Message Delievered.
TULIT..TULIIIT..
Message received.
Bunyi suara HP yang tergeletak di sebuah meja kecil
di dalam sebuah kamar hotel pertanda ada SMS masuk. Terlihat seorang cowok berperawakan
tinggi segera beranjak mengambil handphone
dan membacanya. Tersungging sebuah senyuman dari bibirnya yang sedang terselip
sebatang rokok. Segera ia membalas sms dari seseorang nun jauh di sana.
New Text Message
To: Bloved^^Little^^Fairy
Malem juga, Say.. Ni lagi mo makan delievery order dari room service.
Bali cerah Say. Hmm.. Cowok ganteng keren sedang nyanyiin lagu fave lu?? Wah
seneng dong :-P
Send Message Delievered.
TINGTONG..TINGTONG..
Message received.
Bunyi nada ringtone
sms mirip penjual es keliling berbunyi dari sebuah handphone yang sedang dipegang cewek cantik berkulit putih itu. Ia
segera melempar sisa rokoknya dan membaca balasan sms dari seseorang yang
sedang menikmati makan malam disebuah kamar hotel. Jemari lentiknya begitu
lincah mengetik balasan sms.
New Text Message
To: Telur^^Asin^Lovely
Heheheee.. Mantap deh!!! Ya sudah gue lanjut dulu, lu have a nice dinner
yaah Beibh. Miss me as much as I’m missin’ you.. Luph you moree!!!
Send Message Delievered.
Setelah beberapa menit membawakan lagu Aneurysm dan
menggelorakan suasana pesta musik di malam yang terasa dingin dengan suara
seraknya yang begitu match dengan
karakter vokal mendiang Kurt Cobain, pentolan Nirvana, Bre pun mengakhiri
perform-nya dengan melakukan Take a Bow kearah para penonton yang masih aja
terlihat berjubel. Semua kemampuan dan skill yang diperlihatkan Bre tadi
akhirnya berbuah manis.
“PLOOKK!! PLOOKKK!!! PLOOKK!!
“LAGI!! LAGII!!! LAGI!!
Tepuk tangan dan suara teriakan riuh rendah
terdengar ketika Bre mengakhiri lagu yang barusan dinyanyikanya dengan sukses.
Para musik freakers yang ada di area event pun terlihat takjub dan terpesona
puas oleh penampilan dadakan dari seorang Bre.
“Waahh keren bangeettt!! Gimana neeh para penonton
pantes ga Brian dapet Galaxy Tablet?? PANTESS GAAA??!!” teriak host acara
tersebut dengan penuh antusias.
“PANTESSS!!”
“Gimanaa?? PANTESS GAA!!!” seru cewek cantik yang
ternyata bernama Ella itu mengulangi pertanyaannya.
“PANTEEEESSSSSS!!!!”
“Oke kalo begitu kita panggil Ibu Manager Area kita
yang cantik ini. Mari Bu sini..sini..sini..”
“Para penonton telah setuju kalo Brian pantes
mendapatkan hadiah dari Ibu. Sedangkan menurut Ibu sendiri gimana?” tanya Ella
yang berdiri di samping kiri Bre dan Manager Area itu pun juga berdiri di samping
kanan Bre. Sehingga Bre—sang Don Juan berambut dreadlock—diapit oleh dua bidadari
cantik.
“Hmm.. Penampilan yang bagus dan sangat memukau. Kamu
sangat keren Brian. Bukan cuma penampilan tapi juga suara kamu pas banget
nyanyi-in lagu tersebut. Selamat yaa.. Ini hadiahnya sebagai simbolis aja, ntar
bisa kamu ambil di office saya...,”
kata Manager Area yang tampak begitu mempesona seraya menyalami Bre dan
memberikan sebuah kartu nama.
“Eeh, ii..iiiyaaa, Bu. Terima kasih banyak. Nggg..tapi
saya ambil hadiahnya awal bulan aja yaa Bu, karena saya harus konsentrasi
menghadapi sidang skripsi dulu,” ucap Bre sambil memasukkan kartu nama di
kantung kemejanya dan segera menjabat tangan Ibu manager area.
“It’s oke,
Brian. Tetep ditunggu kok kedatangannya di office.
Semoga sidangnya berjalan mulus dan pada akhirnya kamu mendapatkan result yang memuaskan!!” jawab sang
manager area diiringi senyum manis.
“Eehh, nggg..ii..iiyaa Bu. Makasih,” sahut Bre
tiba-tiba gugup dan membatalkan menggaruk kulit kepalanya.
Yuupz.. Ibu manager area itulah yang menyebabkan Bre
tiba-tiba gugup dan langsung mati gaya. Kenapa siih emangnya?? Karena
ketika bersalaman tadi, jari telunjuk Ibu manager area itu telah mengorek-korek
telapak tangan Bre dan juga disertai kerlingan nakal mata kirinya. Itulah
kenapa Bre menjadi gugup dan bengong mati gaya.
Setelah menyalurkan hasrat bermusiknya, Bre pun
beranjak pulang. Suasana hatinya begitu riang dan senang karena berhasil
mendapatkan hadiah gadget canggih walaupun sebenarnya tadi dia cuma iseng-iseng saja. Tapi
yang lebih penting dan utama adalah perkenalannya dengan manager area tadi
begitu membekas di hati sehingga Bre sedikit bisa terlepas dari beban yang ada
di pundak. Termasuk masalah kerikil warna merah dan hijau dari Keysha yang
begitu menyita perhatiannya. Hmm..
Memupuk semangat biar ga padam adalah kewajiban yang harus dilakukannya
sekarang.
Bre tengah duduk termangu
di atas kasur kamar kosnya. Dilihatnya kerikil-kerikil hias pemberian Keysha.
Kerikil penentuan kisah asmara yang selama ini didambakannya. Bre meraih tas
plastik pembungkus kerikil tersebut dan dibukanya perlahan-lahan. Toples
kecil tempat gula dan kopi yang terlihat kosong yang terletak di sudut kamar
itu diambilnya. Kemudian dengan pelan-pelan, satu per satu kerikil warna
merah dimasukkan ke toples bekas kopi dan kerikil warna hijau ia
masukkan kedalam toples bekas wadah gula. Bre tidak menghitung berapa jumlah
keseluruhan kerikil tersebut karena tujuannya Cuma memindahkan dari tas plastik
kedalam toples biar lebih aman.
Setelah beres ditaruhnya
kedua toples itu di bawah kolong tempat tidur. Tiba-tiba Bre teringat dengan
kartu nama manager area yang ditemuinya di atas panggung pesta musik.
Diambilnya kartu nama itu dari saku kemeja yang tergantung dibalik pintu.
“Dini Amalia S.psi,” gumam
Bre sambil mencoba mengingat-ingat paras cantik manager area yang masih tampak
muda itu. Mungkin cuma beberapa tahun di atas Bre atau bahkan sama umurnya
karena Bre telat menyelesaikan perkuliahan gara-gara perseteruannya dengan Ibu
Carissa tempo hari.
“Udah punya pacar belum
yaa? Atau malah udah bersuami?? Tapi kalo dikasih kesempatan untuk berkenalan
lebih lanjut gue ga nolak kok. Heheheee...,” gumam Bre lagi sambil terkekeh. “Udah
ahh! Ngelantur mulu gue. Sekarang mending belajar mumpung belon ngantuk
daripada manyun,” ucap Bre pelan seraya mengambil buku perkuliahannya sekalian
menghidupkan winamp untuk mendengarkan lagu klasik Mozart.
Setelah beberapa puluh
menit serius memelototi beberapa buku pendalaman materi sidang yang akan
dihadapinya pada akhir bulan, dengan menahan rasa kantuk yang sudah
menggelanyutinya cowok aktivis kampus itu membuka HP kesayangannya dan membaca
sebuah sms.
New Text Message Recieved.
From: ^Keysha_Luna^
Nice sleep and sweet dream yaah.. Nite ;-)
Bre tersenyum sesaat
setelah membaca isi sms dari Keysha. Sebuah bentuk perhatian kecil
ditunjukkan oleh putri semata wayang Burhan Djatmiko terhadap dirinya. Sambil
terkantuk-kantuk, cowok yang baru saja unjuk penampilan di hadapan para musik
freakers tadi mencoba untuk membalas sms dari Keysha. Tapi, tanpa sadar dirinya
sudah terbunuh rasa kantuk dan telah terlelap dalam tidur. Telapak tangan
kanannya masih menggenggam handphone
dan dilayar alat komunikasi yang berbentuk candy
bar itu tertera tulisan yang belum selesai diketiknya.
New Text Message
To: ^^Keysha_Luna^^
Iyaa.. Have a nice sleep ju.......
Send Message pending.
***
Hari demi hari telah
berganti dan semakin mendekati masa sidang skripsi. Walaupun kehadiran sms
Keysha sangat memberikan warna dalam kehidupan Bre, namun semua itu tidak cukup
memberikan ketenangan pada sosok berambut dreadlock
itu. Hati dan perasaannya begitu tegang menyambut penentuan kehidupan
pendidikannya di perguruan tinggi. Tapi, Bre telah membekali diri dengan
berbagai buku materi pendalaman sidang skripsi. Siap tempur jackk!!!
Dan hari Sabtu tanggal 31
pagi ini adalah hari penentuan. Bre terlihat sedang mempersiapkan segala
sesuatunya di dalam kamar kos. Wajah gantengnya terlihat tegang. Kemeja warna
putih dan celana panjang kain warna hitam membalut tubuhnya.
“Gimana Bre? Udah siap
kan?” tanya Saipul yang dari tadi mengamati tingkah laku Brian yang rada aneh.
“Hmm.. Kayanya seeh siap, Pul. Tapi gue tegang banget
neeh. Huufttt!!” jawab Bre
sembari menjinjing tas dan siap berangkat.
“Tenang Bre. Pokoknya lu
harus fokus dan jangan sampe kehilangan konsentrasi. Kalo lu fokus, gue yakin
dah dengan persiapan lu yang mateng kaya gini pasti lu akan lulus dengan hasil
yang memuaskan,” ujar Saipul terus memberikan semangat untuk temen kosnya itu.
“Amien. Thanks yaa Pul semangatnya,”
sahut Bre lirih. “Ya sudah gue berangkat perang dulu,” imbuh Bre seraya
beranjak pergi.
“Oke Bree.. Good luck yaa...,”
“Siip dah!!”
Karena jarak rumah kosnya
yang memang dekat dengan kampus dimana dia menimba ilmu, Bre pun memutuskan
untuk jalan kaki aja sekalian menikmati segarnya udara pagi yang masih belum
tercemar oleh berbagai macam polutan. Dengan bersiul-siul lirih, Bre melintas
di depan warung makan Bik Sumi. Terlihat oleh mata elangnya kalo Bik Sumi
sedang mempersiapkan berbagai macam gorengan di atas meja. Harum aroma bandeng
yang sedang digoreng segera menghampiri hidung dan menyapa perutnya yang masih
kosong itu. Dalam keadaan normal, tentunya Bre akan segera nyamperin warung
makan Bik Sumi tapi berhubung ini adalah hari yang paling menegangkan yang sedang
dialami Bre, maka perutnya seakan sudah terisi makanan.
“BREE!!! Mampir dulu...,”
teriak Bik Sumi ketika melihat Bre berjalan seorang diri.
Bre tersenyum dan berjalan
mendekat ke arah suara yang memanggilnya. Suara yang keluar dari mulut
perempuan separo baya yang baik hati itu.
“Mau kemana Bre? Tumben
pake pakaian resmi putih hitam?” tanya Bik Sumi terheran-heran melihat penampilan
Bre di pagi hari itu. “Kerja sales yaa sekarang?” tebak perempuan pemilik
warung tempat biasa Bre menggoreskan tanda tangannya.
“Pagi Bik Sumi.. Aah, ga
kerja kok Bik. Ini mau sidang ujian skripsi. Doain Bre yaa Bik, semoga bisa
melewatinya dengan sukses,” pinta Bre memohon restu kepada Bik Sumi.
“Ooh, gitu yaa Bre? Waah,
sebentar lagi jadi sarjana neeh, hehehee.. Eeh, pasti kamu belon makan kan?
Sini makan dulu biar Bik Sumi siapin yaa.. Mumpung Bik Sumi masak kesukaan kamu
nih, cicak asam manis disajikan dengan keripik sekrup,” kelakar Bik Sumi yang
mengundang senyuman Bre.
“Aah, Bik Sumi mulai
deeh...,” sahut Bre pura-pura sewot. “Ga usah Bik. Ga laper neeh, bawaannya
tegang terus menjelang ujian. Bre Cuma minta restu Bik Sumi aja biar lancar dan
diberi kemudahan,” kata Bre dan langsung mencium tangan Bik Sumi sebagai tanda
hormat.
“Tapi kalo ntar sakit maag
gimana?”
“Mudah-mudahan engga Bik.
Udah terbiasa prihatin kok, hehehee..”
“Yaa sudah deh kalo begitu
Bre. Bibik doain semoga ujiannya lancar, kamu bisa menjawab pertanyaan dan
berakhir sukses,” Bik Sumi berkata sambil menepuk-nepuk bahu tegap Bre
memberikan sebuah ketenangan kepada anak kos yang jauh dari kedua orang tuanya
ini. “Jangan lupa juga berdoa, Bre...,” sambung Bik Sumi.
“Iyaa Bik. Makasih yaa
doanya. Ntar malem deh Bre makan sini.”
“Oke Bre. Masih boleh
nge-bon kok hehehe..”
“Waah cocok banget tuuh
Bik! Siip dah. Bre cabut dulu Biik, daaagh!!”
Beberapa meter dari depan
ruangan sidang terlihat sahabat-sahabat Bre sudah menunggu. Ada Karen, Andi,
Karebet, Santi, dan Ibu Carissa yang terlihat semakin cantik dan dewasa. Bre
dengan langkah mantap berjalan ke arah mereka. Entah kenapa perasaannya
menjadi begitu tenang. Apa berkat doa Bik Sumi tadi yaa?? Maybe, karena doa seorang ibu yang tulus biasanya akan diterima
oleh sang Pencipta.
Di samping kanan kiri para
sahabat Bre juga tampak peserta ujian sidang skripsi yang lainnya. Sama
seperti Bre, peserta sidang yang lainnya pun juga pada membawa suporter lengkap
dengan berbagai macam camilan dan berbanding terbalik dengan para sahabat Bre
yang tanpa camilan alias garingan. Hahaha!!!
“Waah ganteng banget lu
Bre pake baju setelan gini. Cocok jadi sales obat dah!” kelakar siapa lagi kalo
bukan Begawan sakti dari padepokan Sidomukti, Karebet.
“Bisa aja lu, Bet,” jawab
Bre kalem.
“Gimana Bre? Siap kan?”
tanya suara merdu dari seorang cewek cantik berkacamata minus ¼, Ibu dosen
Carissa Adell Gayatri.
“Siap Bu. Mudah-mudahan
lancar.”
“Amien. Semangat dong
Bre!! Iyaa ngga’? ucap Ibu Carissa sambil menoleh ke arah para sahabat Bre
mencari dukungan.
“Iyaa Bree.. Semangat!!
Semangat!!”
“Disini aku setia menungu
sampe lu kelar ujian. Semangat!!”
“Hajar setiap pertanyaan,
Bleeh!!”
“Woyo..woyooo, Bre!!”
“Iya Bree. Pokoknya
kikuk-kikuk daah!!”
“You’ll never walk alone, Buddy!!”
Berbagai kalimat dan
istilah keluar hampir berbarengan dari mulut Karen, Karebet, Andi, Santi dan tentunya
dosen cantik itu.
“Makasih yaa.. Makasih.
Kalian semua memang yang terbaik. Thanks dukungannya all. Tanpa kalian gue ga
bisa apa-apa,” ucap pelan Bre dengan nada terharu demi melihat dan mendengar
gaya juga kalimat penyemangat dari mereka.
Bre merogoh saku celananya
untuk mengambil handphone. Jarinya
dengan lincah memencet keypad untuk
menuliskan sesuatu kepada seseorang.
New Text Message
To: Ibu Dini
Maaf Bu mengganggu. Ini Bre yang kemarin memenangkan Galaxy tablet waktu
nyanyiin lagu buat Ibu. Ntar siang ato sore saya ke kantor Ibu setelah ujian sidang
skripsi pagi ini. Makasih.
Sending Message Delievered.
TINGTONG.. TINGTONG.. New Message Received.
Bunyi nada sms yang masih
seperti bunyi penjual es itu terdengar disela-sela kesibukan seorang cewek cantik
yang sedang menganalisis data. Kemudian dibacanya isi dari sms itu. Cewek
cantik itu tersenyum dan segera mengetikkan sms balasan.
New Text Message
To: Gimbal
Oke Bre. Good luck for the exam yaa. Ditunggu kok kedatangannya..
Send Message Delievered.
Setelah mengirimkan sebuah
pesan pendek, Dini Amalia yang dulunya pernah sekolah model di SiLuet Model
Agency itu tersenyum memikirkan sesuatu sambil menepuk-nepukkan bollpoint Parker yang sedang dipegangnya
itu ke arah pipi kanannya yang berhiaskan blush
on merah muda. Eye liner yang dia pakai semakin menunjukkan dan
mempertegas kematangan dirinya. Dini berjalan kearah jendela dan memandang
kearah luar dari ruangan kantornya yang terletak dilantai 9 itu.
“Brian.. Hmm.. Briann..
Hihihiii..” gumam Dini Amalia, sambil cekikikian.
Sementara suasana di luar
ruang sidang, tempat Bre akan menghadapi sidang skripsinya...
“Bre, tetep fokus dan
konsentrasi yaa!! Jangan terpengaruh oleh pertanyaan jebakan dosen penguji. Good luck!” ucap Ibu Carissa menanamkan
kalimat penyemangat dibenak Brian Kusuma Wardhana.
Sekarang memang
giliran Bre untuk memasuki ruang penghakiman itu. Ruangan yang dirasa lebih
serem, lebih menakutkan dari pada tempat yang biasanya dijadikan uji nyali.
“Iyaa, Bu. Makasih.” jawab
Bre singkat sambil menyalami para sahabatnya.
Bre berjalan dengan
langkah mantap menuju ruangan sidang. Bre sudah lupa dengan Keysha juga
kerikilnya, lupa dengan Ella host di
event musik, lupa pula dengan Ibu Dini dan hadiah Galaxy Tabletnya. 1000%
pikirannya siap menghadapi tatap mata tajam dan raut muka sangar dari para
monster penguji sidang.
Dan detik demi detik telah
berlalu. Begitu pula dengan puluhan menit demi puluhan menit sudah terlewati.
Setelah menunggu dengan harap-harap cemas, para sahabat Bre yang tatap matanya
pada mengarah ke pintu ruangan sidang akhirnya melihat pintu ruangan itu
terbuka sedikit demi sedikit. Karebet, Andi, Santi, Karen, dan Ibu Carissa
Adell Gayatri pun dengan kompak berteriak, “HUAAAA!!!!”
Karena mereka semua
terkaget ketika melihat Bre keluar dari ruangan sidang dengan berlari kencang
seperti dijambak setan menuju ke arah mereka yang sedang nungguin
Bre. Cowok yang terlihat flamboyan ketika di atas panggung musik itu meluncurkan
tubuhnya ke arah para sahabatnya, sambil mengepalkan tangan kanannya ke udara
persis seperti pemain bola Cristiano Ronaldo sehabis mencetak gol kemenangan.
“GUE LULUUSSSS!!!” teriak
histeris Brian yang sekarang bersimpuh dan mengepalkan kedua tangannya ke
udara. “GUE LULUUUSSS DENGAN NILAI A!!” ucap Bre berulang. Wajah gantengnya
berbinar penuh kebahagiaan. Mata elangnya pun berkaca-kaca.
“Waah, selamat Bre!!”
“Yesshh.. Selamat yaah!!”
“Keren Bree! Mantap!!!”
Ucapan congratulation yang tulus dari para
sahabat Bre langsung terdengar. Begitu pula dengan Ibu Carissa yang langsung
menyalami Brian dengan tawa bahagia. Matanya yang bening—terbingkai kacamata
minus ¼—juga terlihat basah berkaca-kaca, terharu. Ibu Carissa ikut merasa bersalah karena telah
ikut andil dalam memperlambat studi Brian untuk mencapai gelar kesarjanaan
gara-gara masalah tempo hari. Dan itulah sebabnya dari sejak pagi tadi Ibu
Carissa ikut bersama Karebet, Andi, Santi, dan Karen. Dia ingin berbagi dan
ikut merasakan kebahagiaan yang sedang Bre rasakan. Kebahagiaan yang Bre
peroleh dengan jalan yang sangat panjang dan berliku.
“Sorry yaa prend,
makan-makannya di tunda dulu. Ntar dah setelah dapat kiriman duit, pasti gue
traktir kok, hehehee...,” kata Bre polos.
“Ah, ga usah terlalu
dipikirin Bre!! Yang penting lu udah jadi sarjana. Lu udah bisa ngebuktiin ke
ortu lu, kalo lu memang mampu untuk mewujudkan cita-cita Bokap sama Nyokap lu!!”
ujar Andi dan langsung diamini para sahabat Bre yang lain termasuk Ibu Carissa
Adell Gayatri.
“Iyaa deeh.. Hehehee!!”
sahut Bre terkekeh seraya menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal.
Congratulations Bre!!!
2 Komentar untuk "Juwita Hati: Congratulations Bre!"
شركة تنظيف موكيت بالخفجى
شركة تنظيف كنب بالجبيل
Samsung's T-Mobile T-Mobile Watch with 5G APK
The Samsung T-Mobile Watch dei titanium exhaust wrap is leatherman charge titanium a high-quality 4K-resolution titanium flat iron television with remmington titanium 1900×1200 resolution. titanium 4000 With an ultra-flexible display, you can enjoy
Untuk diperhatikan!!!
1. Dalam berkomentar gunakan bahasa yang sopan
2. Dilarang menyisipkan link aktif
3. Komentar yang mengandung unsur kekerasan, porno, dan manyinggung SARA akan dihapus